ARTI PENTIN SIFAT KUALITATIF DAN SIFAT KUANTITATIF SERTA NIALI HERETABILITAS PADA TERNAK

Makalah Ilmu Pemulian Ternak


ARTI PENTING SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF DALAM PEMULIAAN TERNAK SERTA NILAI HERETABILITAS PADA TERNAK


Oleh
NAMA      :  ALI BACO
NIM          :  L1A1 13 054
KELAS     :  A

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2015





KATA PENGANTAR


            Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini disusun sebagai syarat untuk penambahan nilai dalam mata kiuliah ilmu pemuliaan ternak.
            Makalah ini membahas tentang Arti Penting sifat kuantitatif dan sifat kualitatif dalam lmu pemuliaan ternak. Dengan hadirnya makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai sifat kualitatif dan sifat kuantitatif pada ternak serta mengetahui sifat-sifat tersebut dalam rangka menghasilkan ternak ungglan untuk dikermbangkan.
            Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu, saran atau kritikan sangat diharapkan demi perbaikan dalam pembuatan makalah berikutnya. Semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan khususnya bagi saya selaku penyusun makalah ini.


                                                                                    Kendari, 7 Maret 2015


        Penulis




DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................      
KATA PENGANTAR. ....................................................................................      
DAFTAR ISI. ...................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN. .............................................................................
A.    LATAR BELAKANG...................................................................
B.     RUMUSAN MASALAH. ..............................................................
C.    TUJUAN DAN MANFAAT. .........................................................
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA...................................................................
BAB II : PEMBAHASAN...............................................................................
A.     SIFAT-SIFAT KUALITATIF PADA TERNAK SERTA PERANANNYA DALAM PEMULIAAN TERNAK..................
B.     SIFAT-SIFAT KUANTITATIF PADA TERNAK SERTA PERANANNYA DALAM PEMULIAAN TERNAK..................
C.    NILAI HERETABILITAS PADA PEWARISAN SIFAT..........
BAB III : PENUTUP.........................................................................................
A.    KESIMPULAN................................................................................
B.     SARAN...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.




BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR  BELAKANG

Pemuliaan ternak adalah suatu cabang ilmu biologi, genetika terpan dan metode untuk meningkatkan atau memperbaiki genetik ternak
Bangsa ternak adalah kelompok ternak yang memiliki karakteristik ( sifat khas ) yang sama dan sifat karakteristik tersebut berbeda dengan individu ternak dengan kelompok ternak lainnya. Dengan kata lain karakteristik tersebut hanya dimiliki oleh individu ternak dalam kelompoknya yang tidak dimiliki bangsa ternak lainnya. Individu ternak dalam suatu kelompok bangsaoun masih terdapat ketidaksamaan. Karakter yang dapat digunakan untuk menentukan bangsa ternak dan membedakannya antara bangsa ternak berdasarkan pengamatan sifat kualitatif dan sifat kuantitatif.
 Sifat kualitatif dan kuantitatif selain dapat untuk menentukan bangsa ternak juga dapat untuk menduga dan menentukan kemungkinan pengembangannya dimasa mendatang. Dasar dari pernyataan sifat ternak adalah larus menguasai dalam penyebutan anggota tubuh ternak.
Dalam dunia perternakan penentuan atau pengamatan sifat-sifat kualitatif dan sifat-sifat kuantitatif sanagt penting dilakukan karena dengan hal ini dapat menentukan atupun sebagai bahan acuan untuk melakukan persilangan antar ternak yang memiliki genetik yang sama sehingga menghasilkan ternak ternak unggulan yang benilai ekonomi dan dapat dikembangkan di masyarakat luas.

B.       RUMUSAN MASALH
1.      Arti penting sifat kuantitatif dalam pemuliaan ternak;
2.       Arti penting sifat kualitatif dalam pemuliaan ternak.
3.      Nilai hertabiliatas pada pewarisan sifat.
C.      TUJUAN  DAN  MANFAAT
Tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan makalah ini antara lain:
1.      Untuk mengetahui arti penting sifat-sifat kualitatif  dalam ilmu pemuliaan ternak,
2.      Untuk mengetahui arti penting sifat-sifat kuantitatif dalam ilmu pemuliaan ternak.
3.      Untuk mengetahui nilai heretabilitas pada pewarisan sifat
Manfaat yang diperoleh dari penyusunan makalah ini adalah:
1.      Dapat mengetahui arti penting sifat-sifat kualitatif dalam ilmu pemuliaan ternak,
2.      Dapat mengetahui arti penting sifat-sifat kuantitatif dalam ilmu pemuliaan ternak.
3.      Dapat mengetahui nilai heretabilitas npewarisan sifat.


BAB III
PEMBAHASAN

1.    Arti Penting Sifat Kualitatif Dalam Pemuliaan Ternak.
Sifat kualiatatif adalah suatu sifat yang dimana individu-induvidu dapat diklasifikasikan kedalam satu dari dua kelompok atau lebih dari pengelompokan itu berbeda jelas satu sama lain. Ini berlawanan dengan sifat kuantitatif diman tidak ada pengelompokan yang jelas (E.J Warwick, dkk 1979)
Dalam definisi lain sifat kualitatif adalah sifat yang nampak dari luar dan dapat di lihat dengan mata telanjang. Sifat kulititatif ini tidak berhubungan dengan faktor produksi. Sifat kualitatif biasanya hanya dikontrol oleh hanya sepasang gen.
Ribuan sifat-sifat kualiatatif  yang telah dipelajari pada hewan-hewan perernakan,. Babyak diantaranya yang ternyata diatur satu atau beberapa pasang gen (atau rangkayan alel). Bebrapa sifat telah digunakan untuk menjelaskan prinsip-prinsip genetik klasik dan genetika populasi dalam bab-bab terdahulu.
Sifat kualitatif yang diamati adalah warna kulit, bentuk tanduk, bentuk tanduk, garis punggung kalung putih (chevron) dan jumlah unyeng-unyeng (whorls).
Waran kulit
Warna kulit adalah salah satu sifat kualitatif yang biasa dilakukan sebagai kriteria seleksi. Warna kulit merupakan fanifestasi antara satu atau beberapa pasang gen.
Bentuk tanduk.
Bentuk tanduk pada kerbau pada jantan maupun betina adalah normal walaupu mempunyai bentuk yang berfariasi: melingkar kebelakang dan melingkar kebawah. Berdasarkan penelitian bentuk tanduk kerbau lokal umumnya melingkar kebawah.
Garis punggung
Garis punggung terdiri atas dua macam yaitu garis punggung dater dan garis punggung melengkung. Garis punggung ada kaitanya dengan bebtuk karkas yang lebih baik daripada garis punggung melengkung kedalam. Namun untuk melihat garis punggung akan terlihat jelas pada ternak yang kurus dan yang sudah tua.
Garis kalung putih (chevron)
Warna putih pada dasar hitam yang menyerupai pita merupakan karakterristik pada kerbau lumpur dan sering disebut sebagai chevron terdapat dua bentuk garis puth pada leher yaitu garis kalung ptih tunggal dan ganda.
Jumlah unyeng-unyeng (whorls).
Sifat fenotip adalah tampilan inividu yang tampak dari luar dan dapat dibedakan tasa sifat kualitatif. Sifat kualitatif adalah sifat yang tidak  dapat diukur  tetapi dapat dibedakan dengan jelas, seperti warna bulu, ada tidaknya tanduk, cacat kelainan atau adanya protein-protein tertentu dalam darah (Martojo, 1992), kerlip bulu, warna paruh, dan cakar (Supriyanto, 2003;2005). Sifat kuantitatif ekspresinya dikontrol oleh sepasang gen atau lebih dan sedikit dipengaruhi oleh lingkungan(Suriyana, 2012)
Jumlah unyeng-unyeng merupakan sifat kulitatif yang paling menonjol pada kerbau (Dudi, dkk,2011)
Dalam arti luas, sifat kuantitatif dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.        Sifat luar
Sifat luar yang tampak dengan sedikit atau bahkan tak ada hubungannya dengan kemampuan produksi. Kelompok ini termasuk sifat-sifat seperti warana bulu, bentuk dan panjang telinga, panjang ekor, ada tidaknya tanduk,dsb. Walaupun ada sedikit hubungannya dengan produksi , sisfat-sifat ini mungkin penting bagi para pemulia sebagai “cap dagang” (trade marks) dan akibatnya sering dipertimbangkan dalam program pemuliaan.  Juga sifat-sifat dapat netral, bermanfaat atau merugikan tergantung dari keadaan dimana menyerang prdator didaerah dimana hal itu merupakan masalah. Tetepi untuk ternak yang dipelihara dalam kandang sempit akan mengakibatkan ternak itu melukai satu sama lain. Jadi sifat itu tidak diinginkan. Selanjutnya beberapa sifat yang kelihatanya netral dan pengaruhnya kecil terhadap kemampuan produksi, dapat mempunyai pengaruh plelotropik yang merugikan. Suatu contoh yaitu gen dominan untuk sifat yang tidak bertanduk pada kambing. Apabila homozigot (PP), yang betina berubah menjadi interksi steril dan yang jantan mempunyai sterilitas tinggi.
2.      Cacat genetik. 
Cacat genetik berkisar dari yang hanya sedikit pengaruhnya terhadap kemampuan produksi (hanya didapatkan pada beberapa keadaaan saja), samapai yang memetikan yaitu memeatika indifidu yang cacat. Misalnya segera setelah pembuahan terjadi pada saat individu sudah dewasa atau bahkan samapi saat akhir hidupnya. Saat dimana cacat itu paling sering diketahui adalah pada saat atau segera sesudah individu dilahirkan
Kebabyakan cacat genetik dalah resesif. Apbial homozigot resesif tidak mampu berkembang biak, maka terjadi seleksi notomatis melawan gen resesif, dan biasanya cukup untuk menjaga frekuensi sifat cacat  dalam popualsi agak rendah. Pada umumnya sifat-sifat semacam itu mempunyai arti ekonomis yag rendah. Tetapi, apabila ada keunggulan herterozigot yang nyata atau jelas, akan mengakibatkan frekuensi gen meningkat dan akan timbulsatu masalah.
3.      Polimorfisme genetik.
Kelompok sifat-sifat ini dapat diketahuipada seekor ternak yang hanya dengan penelitian laboratorium pada cair atau jaringan tubuh.
Sifat-sifat ini sangat berguna untuk menentukan asal-usul dalam masalah pertengkaran dan untuk penentuan hubungan filogenetis antara spesien, bansan dan tipe ternak yang berbeda. Dalam banyak hal biasanya tidak ada hubungannya dengan kemampuan produksi atau hubungannya sangat kecil (E.J Warwick, dkk 1979)
            Dalam ilmu biologi, polimorfisme adalah ketika dua atau beberapa fenotip yang berbeda ada dalam populasi dalam suatu spesies, atau dalam kata lain, kemunculan lebih dari satu bentuk. Agar dapat disebut sebagai polimorfisme, bentuk-bentuk tersebut harus ada dalam  habitat yang sama pada waktu yang sama dan tergolong dalam populasipanmiktik.
Membedakan Penyebab Genetis dan Lingkungan
            Kebanyakan sifat-sifat kualitatif dari ketiga tipe umum yang disebutkan di atas dikontrol selengkapnya oleh gen-gen dan tidak banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Misalnya, bulu merah dan hitam pada sapi ditentukan secara genetis. Perbedaan lingkungan seperti memelihara lain di tempat yang kena sinar matahari atau tang terlindung dapat mempengaruhi mengkilatnya bulu. Tetapi bukan warna dasarnya yang berubah((E.J Warwick, dkk 1979)
            Dalam bebrapa keadaan, faktor lingkungan dapat mempunyai pengaruh merusak terhadap  embriu yang kenampakanya sangat mirip dengan pengaruh genetik yang mrnyebabkan cacat. Pengaruh lingkungan macam ini dikatakan teratogenesis.
            Variasi pola warna padasapi sangatlah beragam. Kita dapat menemukan sapi hitam polossampai putih. Diasumsikan ada dua lopus yang terlibat, yaitu lokus A dengan  alel A dan a dan lokus E dengan alel E dan e. Setiap gen dominan ( A dan E ) akan menambah derajat warna putihpada pola warna, sedangkan alel a dan e yidak menambahkan sesuatu. Diasumsikan pula aksi gennya dominantidak lengkap dan setiap gen aditif menambahkan warna putih dengan derajat yang sama. Setiap gen dominan ( A dan E )  akan menambah derajat warna putih sebesar 20% dari permukaan tubuh ternak. Genotip aaee akan menunjukan derajat warna putih yang paling sedikit dan genotip AAEE akan menunjukan derajat warna putihyang palig banya (Ronny Rachman Noor,2010).
2.      Arti Penting Sifat-Sifat Kuantitatif Dalam Pemuliaan Ternak.
Sifat kuantitatif adalah sifat dalam genetika yang merupakan kebalikan dari sifat kualitatif, dengan ciri-ciri sebagai berikut : terdapat variasi yang bertingkat (variation continuous) misalnya Merah, Merah muda, agak merah dan putih, biasanya dipengaruhi oleh banyak gen. Sifat kuantitatif sangat berhubungan dengan faktor produksi dan tidak nampak oleh mata telanjang tetapi dapat dinyatakan dalam bentuk angka maupun grafik. Misalnya, pertumbuhan bobot badan, produksi susu setiap periode pada sapih perah, produksi telur per harinya pada ayam petelur dan lain sebagainya.
Jika dilakukan pengamatan pada populasi ternak yang cukup besar maka variasi sifat kuantitatif bersifat kontinu dan fariasi sifat kualitatifnya tidak kontinu. Dalam sifat kualitatif tidak hanya ditemukan tiga macam bobot badan sapi, misalnya berat, sedang dan ringan, tetapi akan banyak sekali fenotip  diantara sapi berbobot ringan dan sapi berbobot berat.
Sifat kuantitatif dikontrol oleh banyak pasangan gen yang aksinya bersifat aditif. Biasanya hubungan antaralel yang paling umum adalah kodominan atau dominan tidak penuh. Sifat kuantitatif biasanya bersifat tidak aditif(Ronny Rachman Noor,2010).
Sifat-sifat yang telah digunakan sebagai contoh selama inibersifat kualitatif dengan perbedaan tipe yang sangat tajam dan mudah dipecahkan. Diduga ekspresi dari sifat-sifat ini disebabkan oleh pengaruh satu gen tunggal atau satu gen pasang gen. Tentu saja dugaan ini sangat disederhanakan karena gen tak akan berperan kecuali bersama-sama secara menyeluruh dalam bentuk genotipe.  Tetapi apabila perwujudan luar dari gen-gen tunggal mudah untuk dipergunakan seagai pengertian dasar dari proses genotip. Perbedaan-perbedaan dalam sifat semacam ini hampir ekspresi sifat tersebut sepenuhnya ditentukan oleh perbedaan genotip. Perbedaan lingkungan mempunyai pengaruh kecil atau kecil pengaruhnya terhadap ekspresi sifat tersebut(E.J Warwick, dkk 1979).
Sifat kuantitatif sangat dipengaruhin oleh perbedaan lingkungan. Beberapa dari pengaruh lingkungan ini dapat ditentukan dan dalam penelitian genetik dilakuakn penyesuaian atau dibiarkan. Pengaruh lain ada yangbersifat random dan tidak dapat ditentukan. Sifat-sifat kuantitatif tid memisahkan menjadi nkelompok yang terputus dan mudah dibedakan.
Penggambaran Sifat Kuantitatif
Sifat kuantitatif dapat digambarkan bila pada suatu populasi  terdapat sejumlah individu sebagai anggoat populasi terebut. Penampilan sifat kuantitatif antar individu tidak tidak ada yang sama, karena sebenarnya masing-masing individu sudah mempunyai kemampuan untuk mengekspresikan sifat kuantitatif sejak zigot membentuk. Ketidaksamaan ini menimbulkan keragaman penampilan, dan keadaan keragaman inilah yang menarik untuk digunakan sebagai penggambaran sifat kuantitatif(Edi Kutniawan, 2009)
Pengaruh Genetik Pada Sifat-Sifat Kuantitatif
Pada permulaan abad 20, setelah diketahui dasar pewarisan Mendel dari banyak sifat-sifat kualitatif, banyak percobaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah hukum yang sama berlaku sifat-sifat kuantitatif. Diduga sifat-sifat seperti kecil menjadi besar, tinggi lawan pendek, dsb,. Diatur oleh satu atau dua macam faktor. Keculi dimaman satu faktor tunggal mempunyai pengaruh utama seperti misalnya menyebabkan kerdil, semua penelitian ini menunjukan pola intermedier pada F1 yang dihasilkan yang dipersilangkan ras atau galus yang berbeda jauh ukuranyaatau sifat-sifat kuantitatif lain, dan hanya ada peningkatan keragaman sedikit pada F2 dibandingkan dengan F1.F2 tidak terbentuk menjadi satu rangkayan tipe-tipe yang berbeda jelas dengan biasanya tidak ada yang ekstrim seperti tipe orang tuanya. Sifat-sifat kuantitatif dalam persilangan-persilangan dapat dijelaskan atas dasar beberapa gen yang bekerja bersama, dan dengan faktor lingkungan yang tak dapat diawasi mempengaruhi ekspresi dari pengaruh genetik sehingga kelas-kelas yang berbeda tidak dapat dikenal.
Contoh adalah percobaan dengan panjang tongkol jagung yang dilakukan East. Ia menyilangkan dua varietas dan hasilnya sebagai berikut:
Varietas tongkol x varietas tongkol
                                                                        Pendek         panjang
                                                                                     F1
Rata-rata panjang tongkol                         6,6 cm                   17,31 cm
Kisaran panjang tongkol                           5-8 cm                   13-21 cm
                                                                                     F2
Rata-rata panjang tongkol                                       12,11 cm
Kisaran panjang tongkol                                         9-15 cm  
            Karena kedua varietas orng tua diduga homozigot  atau hampir homozigot, keragamn didalam varietas-varietas  tersebut dalan F1 dianggap karena keragaman lingkungan . naiknya kergaman dalam F2 dibandingkan F1 mungkin disebabkan oleh segregasi dari beberapa pasang gen.dari beberapa pasang gen.                                        Dengan beberapa (atau banyak) pasangan faktor keturunan yang mempengaruhi sifat kuantitatif akan suka atau tak mungkin untuk menentukan cara berperanya masing-masing gen. Gen dapat aditif dengan masing-masing gen “plus” menembah jumlahh tertentu pada suatu sifat. Atau, pasangan gen dapat memperlihatkan dominasi. Atau mungkin ada epistasis atau interaksi antara pasangan gen (E.J Warwick, dkk 1979).
Jumlah Pasangan Gen Yang Dapat Mempengaruhi Sifat-Sifat Kuantitatif
             Jumlah gen total untuk setiap organisme tidak diketahui dengan pasti tetapi diduga kira-kira ada 5000 sampai 6000 dalam ralat drosophila melanogaster. Jumlah ini jau lebih besar dalam binatang menyusui. Taksiran jumlah pasangan gen yang terdapat dapat dibuat dari perbandingan keragaman dalam populasi F1, F2 yang berasal dari persilangan tipe-tipe yang berbeda jauh dari sifat-sifat kuantitatifnya. Taksiran ini sangat dipengaruhikesalahan pengambilan contoh dan dalam banyak hal oleh hasil yang didapat, seperti hasil dari tipe-tipe data yang lain dapat ditafsirkan menunjukan jumlah pasangan gen ang berdeda(E.J Warwick, dkk 1979)..
            Kondisi-kondisi tertentu, yang hampir tak pernah dapat dicapai, harus benar agar metode tersebut berlaku.                                                                                                                                         
1.      Tiap pasangan gen harus sama pengaruhnya dan pengaruhnya gen harus aditif
2.      Satu tipe orang tua harus homozigot untuk semua gen “plus” dan yang lain homozigot untuk semua gen minus
3.      Semua pasangan gen harus memisah secara bebas
4.      Harus tidak ada interaksi genotip=lingkungan
5.      Jumlah individu harus besar untuk memperkecil kesalahan pengambilan contoh.


BAB III
PENUTUP
A.           KESIMPUAN
Siafat kualiatatif adalah suatu sifat yang dimana individu-induvidu dapat diklasifikasikan kedalam satu dari dua kelompok atau lebih dari pengelompokan itu berbeda jelas satu sama lain. Ini berlawanan dengan sifat kuantitatif diman tidak ada pengelompokan yang jelas. Contoh sifat kualitatif seperti: warna bulu, ada tidaknya tanduk, bentuk jengger pada ayam, warna kulit, bentuk tanduk dan lai sebagainya.
Sifat kualiatatif tidak berhubungan dengan faktor produksi, kalaupun ada tidak terlalu berpengaruh karena sifat-sifat ini dikontrol oleh sepasang gen. Kebanyakan sifat-sifat kualitatif dari ketiga tipe umum yang disebutkan di atas dikontrol selengkapnya oleh gen-gen dan tidak banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Misalnya, bulu merah dan hitam pada sapi ditentukan secara genetis. Perbedaan lingkungan seperti memelihara lain di tempat yang kena sinar matahari atau tang terlindung dapat mempengaruhi mengkilatnya bulu.
Sifat kuantitatif adalah sifat dalam genetika yang merupakan kebalikan dari sifat kualitatif, dengan ciri-ciri sebagai berikut : terdapat variasi yang bertingkat (variation continuous) misalnya Merah, Merah muda, agak merah dan putih, biasanya dipengaruhi oleh banyak gen. Sifat kuantitatif sangat berhubungan dengan faktor produksi dan tidak nampak oleh mata telanjang tetapi dapat dinyatakan dalam bentuk angka maupun grafik. Misalnya, pertumbuhan bobot badan, produksi susu setiap periode pada sapih perah, produksi telur per harinya pada ayam petelur dan lain sebagainya.
Dengan beberapa (atau banyak) pasangan faktor keturunan yang mempengaruhi sifat kuantitatif akan suka atau tak mungkin untuk menentukan cara berperanya masing-masing gen. Gen dapat aditif dengan masing-masing gen “plus” menembah jumlahh tertentu pada suatu sifat. Atau, pasangan gen dapat memperlihatkan dominasi. Atau mungkin ada epistasis atau interaksi antara pasangan gen.

DAFTAR PUSTAKA

Kurnianto,edy. 2009. Pemuliaan ternak..Yogyakarta Graha mulia
Rahman,noor roni. 2010. Genetika ternak.. Bogor Niaga swadaya
Sumanti,dudi, 2011. Keragaman sifat kualitatif dan kuantitatif kerbau lokal di provinsi banten. Fakultas peternakan.IPB 
Suriyana, 2012. Pemanfaatan keragaman genetik untuk meningkatkanproduktifitas itik albino. Balai pengkajian teknologi Kalimantan Selatan
Warcick.e..j.dkk.1979. Pemuliaan ternak. Universitas gajah mada
.


Komentar

  1. This way my partner Wesley Virgin's report starts with this shocking and controversial video.

    Wesley was in the army-and shortly after leaving-he discovered hidden, "mind control" secrets that the government and others used to get whatever they want.

    THESE are the EXACT same methods lots of famous people (especially those who "come out of nothing") and the greatest business people used to become rich and successful.

    You probably know how you only use 10% of your brain.

    That's really because most of your brain's power is UNTAPPED.

    Maybe this thought has even occurred INSIDE your own head... as it did in my good friend Wesley Virgin's head 7 years ago, while driving an unregistered, beat-up trash bucket of a vehicle without a driver's license and $3.20 on his banking card.

    "I'm absolutely fed up with going through life paycheck to paycheck! Why can't I turn myself successful?"

    You took part in those conversations, right?

    Your own success story is waiting to start. Go and take a leap of faith in YOURSELF.

    WATCH WESLEY SPEAK NOW

    BalasHapus
  2. Ijin bang buat pedoman, dalam tugas matkul DPT
    Dan sebagai sumber aja bng

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARAKTERISTIK TELUR AYAM KAMPUNG

makalah STEM CELL