ARTI PENTIN SIFAT KUALITATIF DAN SIFAT KUANTITATIF SERTA NIALI HERETABILITAS PADA TERNAK
Makalah Ilmu Pemulian Ternak
ARTI
PENTING SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF
DALAM PEMULIAAN TERNAK SERTA NILAI HERETABILITAS PADA TERNAK
Oleh
NAMA : ALI BACO
NIM : L1A1 13 054
KELAS : A
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2015
KATA
PENGANTAR
Dengan
mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan nikmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu
yang telah ditentukan. Makalah ini disusun sebagai syarat untuk penambahan
nilai dalam mata kiuliah ilmu pemuliaan ternak.
Makalah
ini membahas tentang Arti Penting sifat kuantitatif dan sifat kualitatif dalam
lmu pemuliaan ternak. Dengan hadirnya makalah ini diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai sifat kualitatif dan sifat kuantitatif pada ternak serta
mengetahui sifat-sifat tersebut dalam rangka menghasilkan ternak ungglan untuk
dikermbangkan.
Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Olehnya
itu, saran atau kritikan sangat diharapkan demi perbaikan dalam pembuatan
makalah berikutnya. Semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca dan khususnya bagi saya selaku penyusun makalah ini.
Kendari, 7 Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................
KATA PENGANTAR. ....................................................................................
DAFTAR ISI. ...................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN. .............................................................................
A.
LATAR BELAKANG...................................................................
B.
RUMUSAN MASALAH. ..............................................................
C.
TUJUAN DAN MANFAAT. .........................................................
BAB II : TINJAUAN
PUSTAKA...................................................................
BAB II : PEMBAHASAN...............................................................................
A.
SIFAT-SIFAT
KUALITATIF PADA TERNAK SERTA PERANANNYA DALAM PEMULIAAN TERNAK..................
B.
SIFAT-SIFAT KUANTITATIF PADA TERNAK SERTA PERANANNYA
DALAM PEMULIAAN TERNAK..................
C.
NILAI HERETABILITAS PADA PEWARISAN SIFAT..........
BAB III : PENUTUP.........................................................................................
A.
KESIMPULAN................................................................................
B.
SARAN...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pemuliaan
ternak adalah suatu cabang ilmu biologi, genetika terpan dan metode untuk
meningkatkan atau memperbaiki genetik ternak
Bangsa ternak adalah kelompok ternak yang memiliki karakteristik ( sifat
khas ) yang sama dan sifat karakteristik tersebut berbeda dengan individu
ternak dengan kelompok ternak lainnya. Dengan kata lain karakteristik tersebut
hanya dimiliki oleh individu ternak dalam kelompoknya yang tidak dimiliki
bangsa ternak lainnya. Individu ternak dalam suatu kelompok bangsaoun masih
terdapat ketidaksamaan. Karakter yang dapat digunakan untuk menentukan bangsa
ternak dan membedakannya antara bangsa ternak berdasarkan pengamatan sifat
kualitatif dan sifat kuantitatif.
Sifat kualitatif dan kuantitatif selain dapat
untuk menentukan bangsa ternak juga dapat untuk menduga dan menentukan
kemungkinan pengembangannya dimasa mendatang. Dasar dari pernyataan sifat
ternak adalah larus menguasai dalam penyebutan anggota tubuh ternak.
Dalam dunia perternakan
penentuan atau pengamatan sifat-sifat kualitatif dan sifat-sifat kuantitatif
sanagt penting dilakukan karena dengan hal ini dapat menentukan atupun sebagai
bahan acuan untuk melakukan persilangan antar ternak yang memiliki genetik yang
sama sehingga menghasilkan ternak ternak unggulan yang benilai ekonomi dan
dapat dikembangkan di masyarakat luas.
B.
RUMUSAN
MASALH
1. Arti
penting sifat kuantitatif dalam pemuliaan ternak;
2. Arti penting sifat kualitatif dalam pemuliaan
ternak.
3. Nilai
hertabiliatas pada pewarisan sifat.
C.
TUJUAN DAN
MANFAAT
Tujuan
yang hendak dicapai dalam penyusunan makalah ini antara lain:
1. Untuk
mengetahui arti penting sifat-sifat kualitatif
dalam ilmu pemuliaan ternak,
2. Untuk
mengetahui arti penting sifat-sifat kuantitatif dalam ilmu pemuliaan ternak.
3. Untuk
mengetahui nilai heretabilitas pada pewarisan sifat
Manfaat yang diperoleh dari penyusunan
makalah ini adalah:
1. Dapat
mengetahui arti penting sifat-sifat kualitatif dalam ilmu pemuliaan ternak,
2. Dapat
mengetahui arti penting sifat-sifat kuantitatif dalam ilmu pemuliaan ternak.
3. Dapat
mengetahui nilai heretabilitas npewarisan sifat.
BAB
III
PEMBAHASAN
1.
Arti Penting Sifat Kualitatif Dalam Pemuliaan
Ternak.
Sifat
kualiatatif adalah suatu sifat yang dimana individu-induvidu dapat
diklasifikasikan kedalam satu dari dua kelompok atau lebih dari pengelompokan
itu berbeda jelas satu sama lain. Ini berlawanan dengan sifat kuantitatif diman
tidak ada pengelompokan yang jelas (E.J Warwick, dkk 1979)
Dalam
definisi lain sifat kualitatif adalah sifat yang nampak dari luar dan dapat di
lihat dengan mata telanjang. Sifat kulititatif ini tidak berhubungan dengan
faktor produksi. Sifat kualitatif biasanya hanya dikontrol oleh hanya sepasang
gen.
Ribuan
sifat-sifat kualiatatif yang telah
dipelajari pada hewan-hewan perernakan,. Babyak diantaranya yang ternyata
diatur satu atau beberapa pasang gen (atau rangkayan alel). Bebrapa sifat telah
digunakan untuk menjelaskan prinsip-prinsip genetik klasik dan genetika
populasi dalam bab-bab terdahulu.
Sifat kualitatif yang
diamati adalah warna kulit, bentuk tanduk, bentuk tanduk, garis punggung kalung
putih (chevron) dan jumlah
unyeng-unyeng (whorls).
Waran kulit
Warna kulit adalah salah satu sifat kualitatif yang biasa
dilakukan sebagai kriteria seleksi. Warna kulit merupakan fanifestasi antara
satu atau beberapa pasang gen.
Bentuk tanduk.
Bentuk tanduk pada kerbau pada jantan maupun betina
adalah normal walaupu mempunyai bentuk yang berfariasi: melingkar kebelakang
dan melingkar kebawah. Berdasarkan penelitian bentuk tanduk kerbau lokal
umumnya melingkar kebawah.
Garis punggung
Garis
punggung terdiri atas dua macam yaitu garis punggung dater dan garis punggung
melengkung. Garis punggung ada kaitanya dengan bebtuk karkas yang lebih baik
daripada garis punggung melengkung kedalam. Namun untuk melihat garis punggung
akan terlihat jelas pada ternak yang kurus dan yang sudah tua.
Garis kalung putih (chevron)
Warna putih pada dasar
hitam yang menyerupai pita merupakan karakterristik pada kerbau lumpur dan
sering disebut sebagai chevron terdapat
dua bentuk garis puth pada leher yaitu garis kalung ptih tunggal dan ganda.
Jumlah
unyeng-unyeng (whorls).
Sifat fenotip adalah tampilan inividu yang tampak
dari luar dan dapat dibedakan tasa sifat kualitatif. Sifat kualitatif adalah
sifat yang tidak dapat diukur tetapi dapat dibedakan dengan jelas, seperti
warna bulu, ada tidaknya tanduk, cacat kelainan atau adanya protein-protein
tertentu dalam darah (Martojo, 1992), kerlip bulu, warna paruh, dan cakar
(Supriyanto, 2003;2005). Sifat kuantitatif ekspresinya dikontrol oleh sepasang
gen atau lebih dan sedikit dipengaruhi oleh lingkungan(Suriyana, 2012)
Jumlah unyeng-unyeng
merupakan sifat kulitatif yang paling menonjol pada kerbau (Dudi, dkk,2011)
Dalam
arti luas, sifat kuantitatif dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Sifat luar
Sifat
luar yang tampak dengan sedikit atau bahkan tak ada hubungannya dengan
kemampuan produksi. Kelompok ini termasuk sifat-sifat seperti warana bulu,
bentuk dan panjang telinga, panjang ekor, ada tidaknya tanduk,dsb. Walaupun ada
sedikit hubungannya dengan produksi , sisfat-sifat ini mungkin penting bagi para
pemulia sebagai “cap dagang” (trade marks) dan akibatnya sering dipertimbangkan
dalam program pemuliaan. Juga
sifat-sifat dapat netral, bermanfaat atau merugikan tergantung dari keadaan
dimana menyerang prdator didaerah dimana hal itu merupakan masalah. Tetepi
untuk ternak yang dipelihara dalam kandang sempit akan mengakibatkan ternak itu
melukai satu sama lain. Jadi sifat itu tidak diinginkan. Selanjutnya beberapa
sifat yang kelihatanya netral dan pengaruhnya kecil terhadap kemampuan
produksi, dapat mempunyai pengaruh plelotropik yang merugikan. Suatu contoh
yaitu gen dominan untuk sifat yang tidak bertanduk pada kambing. Apabila
homozigot (PP), yang betina berubah menjadi interksi steril dan yang jantan
mempunyai sterilitas tinggi.
2.
Cacat
genetik.
Cacat
genetik berkisar dari yang hanya sedikit pengaruhnya terhadap kemampuan produksi
(hanya didapatkan pada beberapa keadaaan saja), samapai yang memetikan yaitu
memeatika indifidu yang cacat. Misalnya segera setelah pembuahan terjadi pada
saat individu sudah dewasa atau bahkan samapi saat akhir hidupnya. Saat dimana
cacat itu paling sering diketahui adalah pada saat atau segera sesudah individu
dilahirkan
Kebabyakan
cacat genetik dalah resesif. Apbial homozigot resesif tidak mampu berkembang
biak, maka terjadi seleksi notomatis melawan gen resesif, dan biasanya cukup
untuk menjaga frekuensi sifat cacat
dalam popualsi agak rendah. Pada umumnya sifat-sifat semacam itu
mempunyai arti ekonomis yag rendah. Tetapi, apabila ada keunggulan herterozigot
yang nyata atau jelas, akan mengakibatkan frekuensi gen meningkat dan akan
timbulsatu masalah.
3.
Polimorfisme
genetik.
Kelompok
sifat-sifat ini dapat diketahuipada seekor ternak yang hanya dengan penelitian
laboratorium pada cair atau jaringan tubuh.
Sifat-sifat ini
sangat berguna untuk menentukan asal-usul dalam masalah pertengkaran dan untuk
penentuan hubungan filogenetis antara spesien, bansan dan tipe ternak yang
berbeda. Dalam banyak hal biasanya tidak ada hubungannya dengan kemampuan
produksi atau hubungannya sangat kecil (E.J Warwick, dkk 1979)
Dalam
ilmu biologi, polimorfisme adalah ketika dua atau beberapa fenotip yang berbeda
ada dalam populasi dalam suatu spesies, atau dalam kata lain, kemunculan lebih
dari satu bentuk. Agar dapat disebut sebagai polimorfisme, bentuk-bentuk
tersebut harus ada dalam habitat yang
sama pada waktu yang sama dan tergolong dalam populasipanmiktik.
Membedakan
Penyebab Genetis dan Lingkungan
Kebanyakan
sifat-sifat kualitatif dari ketiga tipe umum yang disebutkan di atas dikontrol
selengkapnya oleh gen-gen dan tidak banyak dipengaruhi oleh lingkungan.
Misalnya, bulu merah dan hitam pada sapi ditentukan secara genetis. Perbedaan
lingkungan seperti memelihara lain di tempat yang kena sinar matahari atau tang
terlindung dapat mempengaruhi mengkilatnya bulu. Tetapi bukan warna dasarnya yang
berubah((E.J Warwick, dkk 1979)
Dalam
bebrapa keadaan, faktor lingkungan dapat mempunyai pengaruh merusak
terhadap embriu yang kenampakanya sangat
mirip dengan pengaruh genetik yang mrnyebabkan cacat. Pengaruh lingkungan macam
ini dikatakan teratogenesis.
Variasi
pola warna padasapi sangatlah beragam. Kita dapat menemukan sapi hitam
polossampai putih. Diasumsikan ada dua lopus yang terlibat, yaitu lokus A
dengan alel A dan a dan lokus E dengan
alel E dan e. Setiap gen dominan ( A dan E ) akan menambah derajat warna putihpada
pola warna, sedangkan alel a dan e yidak menambahkan sesuatu. Diasumsikan pula
aksi gennya dominantidak lengkap dan setiap gen aditif menambahkan warna putih
dengan derajat yang sama. Setiap gen dominan ( A dan E ) akan menambah derajat warna putih sebesar 20%
dari permukaan tubuh ternak. Genotip aaee akan menunjukan derajat warna putih
yang paling sedikit dan genotip AAEE akan menunjukan derajat warna putihyang
palig banya (Ronny Rachman Noor,2010).
2. Arti Penting Sifat-Sifat
Kuantitatif Dalam Pemuliaan Ternak.
Sifat
kuantitatif adalah sifat dalam genetika yang merupakan kebalikan dari sifat kualitatif,
dengan ciri-ciri sebagai berikut : terdapat variasi yang bertingkat (variation
continuous) misalnya Merah, Merah muda, agak merah dan putih, biasanya dipengaruhi
oleh banyak gen. Sifat kuantitatif sangat berhubungan dengan faktor produksi
dan tidak nampak oleh mata telanjang tetapi dapat dinyatakan dalam bentuk angka
maupun grafik. Misalnya, pertumbuhan bobot badan, produksi susu setiap periode
pada sapih perah, produksi telur per harinya pada ayam petelur dan lain
sebagainya.
Jika dilakukan pengamatan pada
populasi ternak yang cukup besar maka variasi sifat kuantitatif bersifat
kontinu dan fariasi sifat kualitatifnya tidak kontinu. Dalam sifat kualitatif
tidak hanya ditemukan tiga macam bobot badan sapi, misalnya berat, sedang dan
ringan, tetapi akan banyak sekali fenotip
diantara sapi berbobot ringan dan sapi berbobot berat.
Sifat kuantitatif dikontrol oleh
banyak pasangan gen yang aksinya bersifat aditif. Biasanya hubungan antaralel
yang paling umum adalah kodominan atau dominan tidak penuh. Sifat kuantitatif
biasanya bersifat tidak aditif(Ronny Rachman
Noor,2010).
Sifat-sifat yang telah digunakan
sebagai contoh selama inibersifat kualitatif dengan perbedaan tipe yang sangat
tajam dan mudah dipecahkan. Diduga ekspresi dari sifat-sifat ini disebabkan
oleh pengaruh satu gen tunggal atau satu gen pasang gen. Tentu saja dugaan ini
sangat disederhanakan karena gen tak akan berperan kecuali bersama-sama secara
menyeluruh dalam bentuk genotipe. Tetapi
apabila perwujudan luar dari gen-gen tunggal mudah untuk dipergunakan seagai
pengertian dasar dari proses genotip. Perbedaan-perbedaan dalam sifat semacam
ini hampir ekspresi sifat tersebut sepenuhnya ditentukan oleh perbedaan
genotip. Perbedaan lingkungan mempunyai pengaruh kecil atau kecil pengaruhnya
terhadap ekspresi sifat tersebut(E.J
Warwick, dkk 1979).
Sifat kuantitatif sangat
dipengaruhin oleh perbedaan lingkungan. Beberapa dari
pengaruh lingkungan ini dapat ditentukan dan dalam penelitian genetik dilakuakn
penyesuaian atau dibiarkan. Pengaruh lain ada yangbersifat random dan tidak
dapat ditentukan. Sifat-sifat kuantitatif tid memisahkan menjadi nkelompok yang
terputus dan mudah dibedakan.
Penggambaran
Sifat Kuantitatif
Sifat
kuantitatif dapat digambarkan bila pada suatu populasi terdapat sejumlah individu sebagai anggoat
populasi terebut. Penampilan sifat kuantitatif antar individu tidak tidak ada
yang sama, karena sebenarnya masing-masing individu sudah mempunyai kemampuan
untuk mengekspresikan sifat kuantitatif sejak zigot membentuk. Ketidaksamaan
ini menimbulkan keragaman penampilan, dan keadaan keragaman inilah yang menarik
untuk digunakan sebagai penggambaran sifat kuantitatif(Edi Kutniawan, 2009)
Pengaruh
Genetik Pada Sifat-Sifat Kuantitatif
Pada permulaan
abad 20, setelah diketahui dasar pewarisan Mendel dari banyak sifat-sifat
kualitatif, banyak percobaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah hukum yang
sama berlaku sifat-sifat kuantitatif. Diduga sifat-sifat seperti kecil menjadi
besar, tinggi lawan pendek, dsb,. Diatur oleh satu atau dua macam faktor.
Keculi dimaman satu faktor tunggal mempunyai pengaruh utama seperti misalnya
menyebabkan kerdil, semua penelitian ini menunjukan pola intermedier pada F1
yang dihasilkan yang dipersilangkan ras atau galus yang berbeda jauh
ukuranyaatau sifat-sifat kuantitatif lain, dan hanya ada peningkatan keragaman
sedikit pada F2 dibandingkan dengan F1.F2 tidak
terbentuk menjadi satu rangkayan tipe-tipe yang berbeda jelas dengan biasanya
tidak ada yang ekstrim seperti tipe orang tuanya. Sifat-sifat kuantitatif dalam
persilangan-persilangan dapat dijelaskan atas dasar beberapa gen yang bekerja
bersama, dan dengan faktor lingkungan yang tak dapat diawasi mempengaruhi
ekspresi dari pengaruh genetik sehingga kelas-kelas yang berbeda tidak dapat
dikenal.
Contoh adalah
percobaan dengan panjang tongkol jagung yang dilakukan East. Ia menyilangkan
dua varietas dan hasilnya sebagai berikut:
Varietas
tongkol x varietas tongkol
Pendek panjang
F1
Rata-rata panjang tongkol 6,6 cm 17,31 cm
Kisaran panjang tongkol 5-8
cm 13-21 cm
F2
Rata-rata panjang tongkol
12,11 cm
Kisaran panjang tongkol 9-15 cm
Karena
kedua varietas orng tua diduga homozigot
atau hampir homozigot, keragamn didalam varietas-varietas tersebut dalan F1 dianggap karena
keragaman lingkungan . naiknya kergaman dalam F2 dibandingkan F1
mungkin disebabkan oleh segregasi dari beberapa pasang gen.dari beberapa
pasang gen. Dengan beberapa (atau banyak)
pasangan faktor keturunan yang mempengaruhi sifat kuantitatif akan suka atau
tak mungkin untuk menentukan cara berperanya masing-masing gen. Gen dapat aditif
dengan masing-masing gen “plus” menembah jumlahh tertentu pada suatu sifat.
Atau, pasangan gen dapat memperlihatkan dominasi. Atau mungkin ada epistasis
atau interaksi antara pasangan gen (E.J
Warwick, dkk 1979).
Jumlah
Pasangan Gen Yang Dapat Mempengaruhi Sifat-Sifat Kuantitatif
Jumlah gen total untuk setiap organisme tidak
diketahui dengan pasti tetapi diduga kira-kira ada 5000 sampai 6000 dalam ralat
drosophila melanogaster. Jumlah ini jau lebih besar dalam binatang menyusui.
Taksiran jumlah pasangan gen yang terdapat dapat dibuat dari perbandingan
keragaman dalam populasi F1, F2 yang berasal dari
persilangan tipe-tipe yang berbeda jauh dari sifat-sifat kuantitatifnya.
Taksiran ini sangat dipengaruhikesalahan pengambilan contoh dan dalam banyak
hal oleh hasil yang didapat, seperti hasil dari tipe-tipe data yang lain dapat
ditafsirkan menunjukan jumlah pasangan gen ang berdeda(E.J Warwick, dkk 1979)..
Kondisi-kondisi
tertentu, yang hampir tak pernah dapat dicapai, harus benar agar metode
tersebut berlaku.
1. Tiap
pasangan gen harus sama pengaruhnya dan pengaruhnya gen harus aditif
2. Satu
tipe orang tua harus homozigot untuk semua gen “plus” dan yang lain homozigot
untuk semua gen minus
3. Semua
pasangan gen harus memisah secara bebas
4. Harus
tidak ada interaksi genotip=lingkungan
5. Jumlah
individu harus besar untuk memperkecil kesalahan pengambilan contoh.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPUAN
Siafat
kualiatatif adalah suatu sifat yang
dimana individu-induvidu dapat diklasifikasikan kedalam satu dari dua kelompok
atau lebih dari pengelompokan itu berbeda jelas satu sama lain. Ini berlawanan dengan
sifat kuantitatif diman tidak ada pengelompokan yang jelas. Contoh sifat
kualitatif seperti: warna bulu, ada tidaknya tanduk, bentuk jengger pada ayam,
warna kulit, bentuk tanduk dan lai sebagainya.
Sifat
kualiatatif tidak berhubungan dengan faktor produksi, kalaupun ada tidak
terlalu berpengaruh karena sifat-sifat ini dikontrol oleh sepasang gen.
Kebanyakan sifat-sifat kualitatif dari ketiga tipe umum yang disebutkan di atas
dikontrol selengkapnya oleh gen-gen dan tidak banyak dipengaruhi oleh lingkungan.
Misalnya, bulu merah dan hitam pada sapi ditentukan secara genetis. Perbedaan
lingkungan seperti memelihara lain di tempat yang kena sinar matahari atau tang
terlindung dapat mempengaruhi mengkilatnya bulu.
Sifat
kuantitatif adalah sifat dalam genetika yang merupakan kebalikan dari sifat kualitatif,
dengan ciri-ciri sebagai berikut : terdapat variasi yang bertingkat (variation
continuous) misalnya Merah, Merah muda, agak merah dan putih, biasanya
dipengaruhi oleh banyak gen. Sifat kuantitatif sangat berhubungan dengan faktor
produksi dan tidak nampak oleh mata telanjang tetapi dapat dinyatakan dalam
bentuk angka maupun grafik. Misalnya, pertumbuhan bobot badan, produksi susu
setiap periode pada sapih perah, produksi telur per harinya pada ayam petelur
dan lain sebagainya.
Dengan beberapa (atau banyak)
pasangan faktor keturunan yang mempengaruhi sifat kuantitatif akan suka atau
tak mungkin untuk menentukan cara berperanya masing-masing gen. Gen dapat
aditif dengan masing-masing gen “plus” menembah jumlahh tertentu pada suatu
sifat. Atau, pasangan gen dapat memperlihatkan dominasi. Atau mungkin ada
epistasis atau interaksi antara pasangan gen.
DAFTAR
PUSTAKA
Kurnianto,edy. 2009. Pemuliaan ternak..Yogyakarta Graha mulia
Rahman,noor roni. 2010. Genetika ternak.. Bogor Niaga swadaya
Sumanti,dudi, 2011. Keragaman sifat
kualitatif dan kuantitatif kerbau lokal di provinsi banten. Fakultas peternakan.IPB
Suriyana, 2012. Pemanfaatan keragaman
genetik untuk meningkatkanproduktifitas itik albino. Balai pengkajian
teknologi Kalimantan Selatan
Warcick.e..j.dkk.1979. Pemuliaan ternak. Universitas gajah
mada
.
This way my partner Wesley Virgin's report starts with this shocking and controversial video.
BalasHapusWesley was in the army-and shortly after leaving-he discovered hidden, "mind control" secrets that the government and others used to get whatever they want.
THESE are the EXACT same methods lots of famous people (especially those who "come out of nothing") and the greatest business people used to become rich and successful.
You probably know how you only use 10% of your brain.
That's really because most of your brain's power is UNTAPPED.
Maybe this thought has even occurred INSIDE your own head... as it did in my good friend Wesley Virgin's head 7 years ago, while driving an unregistered, beat-up trash bucket of a vehicle without a driver's license and $3.20 on his banking card.
"I'm absolutely fed up with going through life paycheck to paycheck! Why can't I turn myself successful?"
You took part in those conversations, right?
Your own success story is waiting to start. Go and take a leap of faith in YOURSELF.
WATCH WESLEY SPEAK NOW
Ijin bang buat pedoman, dalam tugas matkul DPT
BalasHapusDan sebagai sumber aja bng